Sebelum membahas terlalu jauh tentang
kedisiplinan maka perlu
terlebih dahulu mengetahui pengertian apa sebenarnya maksud dari
kedisiplinan itu sendiri, dilihat dari aspek kata kedisiplinan mempunyai
kata dasar “disiplin“ yang mendapat awalan “ke” dan akhiran “an”.
Adapun pengertian kata kedisiplinan bisa dilihat dari dua aspek
yakni secara etimologis dan secara terminologis. Secara etimologis,
kedisiplinan bisa berarti:
a. Pelatihan batin dan watak untuk mematuhi tata tertib yang ada
b. Ketaatan pada aturan dan tata tertib
Sedangkan secara terminologis, pengertian kedisiplinan bisa dilihat
dari pendapat yang dikemukakan oleh para ahli sebagaimana berikut:
a. Menurut Piet A Sahertian
Kedisiplinan adalah pengembangan personal pada jiwa yang
terdidik yang muncul dari dirinya sendiri tanpa adanya suatu
paksaan dalam pengembangan personal itu.
b. Menurut Hadari Nawawi
Kedisiplinan adalah pembinaan secara terus menerus akan
kesadaran untuk memenuhi peraturan-peraturan.
c. Menurut Amir Daien IK
Kedisiplinan adalah kesediaan dan kesadaran seseorang untuk
mematuhi peraturan yang ada mengingat sangat penting ketaatan itu
pada dirinya.
d. Menurut Subari
Kedisiplinan adalah ketaatan pada peraturan yang dilandasi
dari kesadaran diri sendiri.
e. Menurut Sukarna75
Kedisiplinan adalah pengembangan dan pengendalian akan
perasaan, pikiran dan kehendak untuk mematuhi peraturanperaturan.
Dari beberapa pengertian kedisiplinan yang telah dikemukakan oleh
beberapa ahli diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa disiplin adalah
merupakan suatu pengembangan, pengendalian yang timbul dari diri
sendiri bukan atas paksaan seseorang untuk memenuhi peraturanperaturan
yang berlaku
terlebih dahulu mengetahui pengertian apa sebenarnya maksud dari
kedisiplinan itu sendiri, dilihat dari aspek kata kedisiplinan mempunyai
kata dasar “disiplin“ yang mendapat awalan “ke” dan akhiran “an”.
Adapun pengertian kata kedisiplinan bisa dilihat dari dua aspek
yakni secara etimologis dan secara terminologis. Secara etimologis,
kedisiplinan bisa berarti:
a. Pelatihan batin dan watak untuk mematuhi tata tertib yang ada
b. Ketaatan pada aturan dan tata tertib
Sedangkan secara terminologis, pengertian kedisiplinan bisa dilihat
dari pendapat yang dikemukakan oleh para ahli sebagaimana berikut:
a. Menurut Piet A Sahertian
Kedisiplinan adalah pengembangan personal pada jiwa yang
terdidik yang muncul dari dirinya sendiri tanpa adanya suatu
paksaan dalam pengembangan personal itu.
b. Menurut Hadari Nawawi
Kedisiplinan adalah pembinaan secara terus menerus akan
kesadaran untuk memenuhi peraturan-peraturan.
c. Menurut Amir Daien IK
Kedisiplinan adalah kesediaan dan kesadaran seseorang untuk
mematuhi peraturan yang ada mengingat sangat penting ketaatan itu
pada dirinya.
d. Menurut Subari
Kedisiplinan adalah ketaatan pada peraturan yang dilandasi
dari kesadaran diri sendiri.
e. Menurut Sukarna75
Kedisiplinan adalah pengembangan dan pengendalian akan
perasaan, pikiran dan kehendak untuk mematuhi peraturanperaturan.
Dari beberapa pengertian kedisiplinan yang telah dikemukakan oleh
beberapa ahli diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa disiplin adalah
merupakan suatu pengembangan, pengendalian yang timbul dari diri
sendiri bukan atas paksaan seseorang untuk memenuhi peraturanperaturan
yang berlaku
"Discipline has two related meaning. It may mean the
maintenance of certain standard of conduct through the enforcement of them by
appropriate penalties or it may mean the training of person so they will
conduct themselves according to given standard".3
Dari definisi di atas secara
implisit terkandung tiga pengertian, yaitu disiplin sebagi (1) suatu perbuatan,
(2) suatu kemauan, dan disiplin sebagai suatu (3) rangkaian pengaturan yang
dimiliki tujuan tertentu (sistem peraturan).
“Discipline
originally synonymous with education in modern usage the root notion in control
of conduct either by an external authority, or by the individual himself …at
the same time training and discipline may be distinguished by restricting the
letter to self initiated effort in performing a certain task, as distinct from
merely going through its performance, in which case there may be some truth in
the doctrine as regards discipline, in the sense of control”.4
Ditinjau dari segi psikologis, berdasar
pendapat Drever diatas, pengertian disiplin pada mulanya diartikan sama dengan
pendidikan (education) dan latihan (training). Pengertian
disiplin yang lebih kemudian menitikberatkan pada persoalan pengendalian
perbuatan. Pengendalian tersebut dapat terjadi karena ada kekuatan baik yang
berasal dari luar maupun dari dalam individu yang bersangkutan.
Drever
membedakan pengertian disiplin dengan latihan dalam hal adanya usaha yang
dimulai dari individu yang bersangkutan untuk melakukan suatu tugas dan bukan
sekedar asal berbuat. Ini berarti seseorang dikatakan berdisiplin kalau ia
mampu mengendalikan tingkah lakunya, perbuatannya. Kemampuan tersebut berasal
dari subyek (individu) itu sendiri secara otonom, sehingga dengan pengendalian
tersebut ia mampu menyesuaikan tingkah lakunya dengan patokan-patokan
norma-norma yang ada diluar subyek. Perlu ditegaskan di sini bahwa
peraturan-peraturan yang merupakan penjabaran norma-norma merupakan kekuatan
pelaksanaan yang mengarahkan tindakan, jadi bukan prinsip-prinsip yang memberi
motivasi yang ternanam dalam batin.
Pengertian Disiplin ditinjau dari
segi sosiologi. Secara sosiologis disiplin dibedakan menjadi dua macam :
disiplin dari (self discipline) dan disiplin sosial (social
discipline). Disiplin diri menurut Pratt Fairshild adalah :
“The ability of individual to direct his own behavior in
accordance with his own needs and with accepted standards of conduct. Trough
education, the individual has learned to regulate his own behavior from within
in the main, rather than having entirely controlled from within in the main,
rather than having entirely controlled from whithout”.5
Menurut pendapat Pratt di atas, orang yang memiliki disiplin
diri adalah mereka yang mampu mengarahkan tingkah lakunya sendiri sesuai dengan
kebutuhan serta norma-norma (patokan tingkah laku) yang diterimanya. Melalui
pendidikan, individu belajar mengatur perbuatannya sendiri.
1 Balitbang Dikbud dengan Pusat Pengembangan Inovasi dan
Fakultas Filsafat UGM, op. cit. hal. 23-26.
2
A. Merriem Webster, Webster
Third New International Dictionary BBG,
(Massachusetts: Company Spingfield, tt), sebagaimana dikutip oleh Balitbang
Dikbud, Ibid., hal.23.
3 John
Macquarrie (ed), A Dictionarry of Christian Etnics (London: Pres Ltd., 1967),
sebagaimana dikutip oleh Balitbang Dikbud, hal. 24.
4 James
Drever, A Dictionrry of Psychology, (Harmondwort Midlesex :
Penguin Books Ltd., 1986), hal. 68.
5 Harry
Partt Fairshild, Dictionarry of Sosciology (New Jersey : Little Field.
Adam & Co.,1977), sebagaimana dikutip oleh Balitbang Dikbud, hal. 25.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar